BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam merupakan suatu aturan yang dibangun dengan lima dasar, yaitu
terdiri dari syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Kelima dasar atau rukun
Islam ini merupakan penopang kokohnya agama.Agama (Al-din) menurut bahasa
adalah ketaatan, peribadatan, pembalasan, dan perhitungan.Sedangkan pengertian
agama menurut syariat adalah apa-apa yang disyariatkan oleh Allah yang berupa
hukum-hukum atas Nabi-Nya.Dengan demikian perlu adanya perhitungan dalam
melakukan peribadatan sehingga dapat dikategorikan sebagai ketaatan kepada
Allah.
Perhitungan itu dimulai dari niat, karena dengan niat yang baik
akan membawa pengaruh pada apa yang dikerjakannya itu. Karena pada dasarnya
setiap pekerjaan, baik yang bersifat duniawi maupun yang bersifat ukhrawi
(ibadah) harus disertai dengan niat yaitu ikhlas karena patuh pada
Allah.Perbuatan, pekerjaan, dan peribadatan seseorang tidak dapat dikatakan
baik apabila melakukannya disertai dengan riya, sebab tujuan dari riya adalah
mengharapkan pujian dari makhluk sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai
pengabdian atau peribadatan pada Allah.Karena sesungguhnya bentuk peribadatan
dan perbuatan seseorang dapat dikategorikan sebagai bentuk ketaatan kepada
Allah apabila disertai dengan niat yang ikhlas.
Rasulullah saw. bersabda bahwa dalam tubuh manusia terdapat
segumpal daging, yang apabila ia baik, maka baik semuanya, dan sebaliknya
apabila ia hina maka hinalah semuanya. Segumpal daging itu adalah hati.Oleh
sebab itu, untuk mencapai pada kesempurnaan ibadah diwajibkan bagi hamba untuk
memperhatikan kelayakan hatinya untuk menghadap Allah yang Maha Esa.
Hati adalah segumpal darah yang karenanya dapat membawa manusia
pada kemuliaan atau pun sebaliknya dapat membawa manusia pada kehancuran.Karena
pada dasarnya hati adalah hakekatnya manusia, dan makna dari hati (qalb) itu
sendiri adalah berubah, sehingga dapat dikatakan bahwa hakekat manusia adalah
selalu berubah.Hal ini dibuktikan pada keimanan seseorang, terkadang iman itu
bertambah dan terkadang selalu menurun, naik turunnya keimanan seseorang
disebabkan oleh keterpengaruhan hati pada berbagai godaan.
Ketaatan seorang hamba kepada Allah swt. dapat
meningkatkan kualitas keimanannya, ketaatan itu direalisasikan dengan ibadah
yaitu menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya (menjalankan fardhu dan sunnah).
Realisasi ini adalah bentuk implementasi dari ikrar manusia terhadap ketuhanan
Allah dan kerasulan Muhammad saw., yaitu dengan pengucapan kalimat syahadat,
karena kalimat syahadatlah para nabi diutus dan kitab-kitab suci diturunkan.
Perhatian Al-quran terhadap kalimat syahadat
pun sangat besar yaitu terbukti dengan munculnya ayat-ayat tauhid pada
permulaan Islam, sehingga hal ini mengisyaratkan bahwa syahadat yang merupakan
salah satu dari kelima rukun Islam tersebut merupakan ilmu yang seharusnya
dipelajari terlebih dahulu oleh seorang muslim, baik itu keilmuannya,
i'tiqad/keyakinannya, maupun pengucapannya, karena syahadat merupakan inti dari
semua bentuk keimanan dan peribadatan kepada Allah.
Syahadat mengandung makna ikrar akan keimanan kepada Allah dan
kepada Nabi-Nya Muhammad saw. sehingga untuk melakukan segala bentuk
peribadatan harus dimulai dengan syahadat. Syahadat merupakan pintu masuknya
seorang mukallaf dalam Islam, sehingga untuk dapat diterimanya ketaatan dan
peribadatan oleh Allah maka mukallaf harus bersyahadat (berikrar) bahwa tiada
tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Oleh sebab itu perlu didahulukannya syahadat dari semua bentuk peribadatan,
karena syahadat merupakan syarat sahnya amalan sesudahnya yaitu shalat, zakat,
puasa, haji, dan yang lainnya.
Syahadat merupakan ilmu dan keyakinan yang di
dalamnya terkandung seluruh ilmu baik itu yang alamiyah maupun yang ilmiyah
semuanya bersumber pada dua kalimat syahadat, sehingga sangatlah penting
mempelajari syahadat baik itu bagi orang kafir maupun bagi orang-orang Islam,
karena dengan mempelajari syahadat dapat menghilangkan berbagai macam penyakit
hati dan kemusyrikan yang akan menghalangi manusia dari ma'rifat billah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian
Syahadat?
2.
Apa Makna
Syahadat?
3.
Apa Makna Laa
Ilaaha Ilallah?
4.
Menjelaskan
Inti Syahadat?
5.
Apa Saja Makna
Syahadat.
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk memenuhi salah
satu mata Kuliah yang di berikan oleh Bapak Drs. H. Syarifuddin, Sy. M.Ag.
2.
Untuk
mengetahui dan memahami serta mampu menjelaskan Makna Syahadat dalam Kehidupan
Manusia, baik yang berkaitan dengan pengertian, tujuan, makna Syahadat dalam
Kehidupan Manusia.
D.
Metode
Penulisan
Untuk
melengkapi data-data dalam penulisan ini, maka kami menggunakan metode pustaka
yaitu mengumpulkan data dengan memilih buku-buku dan sumber lain yang sesuai
dengan pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
MAKNA SYAHADAT dalam KEHIDUPAN MANUSIA
A.
Definisi
Syahadat
Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (شهد), yang artinya ia telah menyaksikan. Kalimat Kata “syahadat” dalam bahasa arab diambil dari kata “musyahadah” yang artinya “melihat dengan mata kepala”. “Syahadat” adalah mengungkapkan isi hati. Oleh karena itu, “syahadat” haruslah mengandung keyakinan hati yang kokoh dan pengungkapan secara lisan. Maka, orang yang bersyahadat “Asyahadu an Laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah” berarti ia mengakui dengan lisan dan hati secara yakin bagaikan ia melihat dengan mata kepala.[1]Syahadat (Bahasa Arab: الشهادةasy-syahādah) merupakan asas dan dasar dari lima rukun Islam dan merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam
Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (شهد), yang artinya ia telah menyaksikan. Kalimat Kata “syahadat” dalam bahasa arab diambil dari kata “musyahadah” yang artinya “melihat dengan mata kepala”. “Syahadat” adalah mengungkapkan isi hati. Oleh karena itu, “syahadat” haruslah mengandung keyakinan hati yang kokoh dan pengungkapan secara lisan. Maka, orang yang bersyahadat “Asyahadu an Laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah” berarti ia mengakui dengan lisan dan hati secara yakin bagaikan ia melihat dengan mata kepala.[1]Syahadat (Bahasa Arab: الشهادةasy-syahādah) merupakan asas dan dasar dari lima rukun Islam dan merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam
Syahadat sering disebut dengan Syahadatain
karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2
kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu adalah:
- Kalimat pertama :
ʾašhadu ʾal lā ilāha illa l-Lāh
- Kalimat kedua :
wa ʾašhadu ʾanna muḥammadar rasūlu l-Lāh
B.
Makna syahadat
a. Pengakuan ketauhidan.
Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Allah dan tiada tuhan yang lain selain Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Allah dan tiada tuhan yang lain selain Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
- Pengakuan kerasulan.
Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran Allâh seperti yang disampaikan melalui Muhammad saw, seperti misalnya meyakini hadist-hadis Muhammad saw.
C.
Makna Laa Ilaaha Illallah
Kalimat Laa Ilaaha
Illallah sebenarnya mengandung dua makna, yaitu makna penolakan segala
bentuk sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Allah semata.
Berkaitan dengan mengilmui
kalimat ini Allah ta'ala berfirman: "Maka
ketahuilah(ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah" (QS Muhammad : 19)
Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti didahulukan daripada
rukun-rukun Islam yang lain. Di samping itu Rasulullah pun menyatakan:
"Barang siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas
maka akan masuk ke dalam surga."
Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah
mereka yang memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum
yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak
paman beliau Abu Thalib, Ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan "wahai pamanku ucapkanlah Laa
Ilaaha Illallah sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujah di
hadapan Allah" namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam
keadaan musyrik.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal selama 13 tahun di makkah mengajak orang-orang dengan perkataan beliau
"Katakan Laa Ilaaha Illallah" maka orang kafir pun menjawab
"Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal
yang demikian dari orang tua kami". Orang qurays di zaman nabi sangat paham makna kalimat
tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada
selain Allah.
D.
Inti syahadat
Inilah sekilas tentang makna Laa Ilaaha Illallah yang pada intinya
adalah pengakuan bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah ta'ala
semata.
E.
Kandungan syahadat
a. Ikrar
Ikrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim
mengenai apa yang diyakininya.Ketika seseorang mengucapkan kalimat syahadah,
maka ia memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang ia
ikrarkan itu.
b. Sumpah
Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang
bersumpah, berarti dia bersedia menerima akibat dan risiko apapun dalam
mengamalkan sumpahnya tersebut. Artinya, Seorang muslim itu berarti siap dan
bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam.
c.
Janji
Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap
muslim adalah orang-orang yang berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam
segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT, yang terkandung dalam Al
Qur'an maupun Sunnah Rasul.
Syarat syahadat
Syarat syahadat adalah sesuatu yang tanpa
keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak sempurna. Jadi jika seseorang
mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa
dikatakan syahadatnya itu tidak sah.
Syarat syahadat ada tujuh , yaitu:
- Pengetahuan
Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya.
Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia
menerima konsekuensi ucapannya.
- Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari
syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.
- Keikhlasan
Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan
makna syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan
diterima oleh Allah SWT.
- Kejujuran
Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan
syahadat harus dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu
diaktualisasikan dalam amal perbuatan.
- Kecintaan
Kecintaan berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang
beriman. Cinta juga harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap
segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua
ilmu dan amal yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW.
- Penerimaan
Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari
Allah dan Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada
Allah SWT, dengan jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan
menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang dari syariat Islam. Artinya, bagi
seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Al Qur'an dan Sunnah Rasul.
- Ketundukan
Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya
secara lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan
semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan antara
penerimaan dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati,
sedangkan ketundukan dilakukan dengan fisik.Oleh karena itu, setiap orang yang
bersyahadat tidak harus disaksikan amirnya dan selalu siap melaksanakan ajaran
Islam dalam kehidupannya.
Asas dari tauhid dan Islam
Laa Ilaaha Illallah adalah asas dari tauhid dan Islam dengannya direalisasikan dalam segala bentuk
ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa kepadanya semata dan
berhukum dengan syariat Allah.
Seorang ulama besar Ibnu Rajab mengatakan: Al ilaah adalah yang ditaati dan
tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan
dimintai pertolongan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun
kepada selain Allah. Kalimat Laa Ilaaha Illallah bermanfaat bagi orang
yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan aktivitas kesyirikan.
Makna syahadat bagi Muslim
Bagi penganut agama Islam, Syahadat memiliki makna sebagai berikut:
- Pintu masuk menuju islam; syarat sahnya iman adalah dengan bersyahadatain (bersaksi dengan dua kalimat syahadah)
- Intisari ajaran islam; pokok dari ajaran Islam adalah syahadatain, sebagaimana ajaran yang dibawa nabi-nabi dan rosul-rosul sebelumnya
- Pondasi iman; bangunan iman dan Islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua kalimat syahadah
- Pembeda antara muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban syariat yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadah
- Jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang yang bersyahadatain
Kalimah
Syahadah merupakan asas utama dan landasan penting bagi rukun Islam. Tanpa
syahadat maka rukun Islam lainnya akan runtuh begitupun dengan rukun Iman.
Tegaknya syahadat dalam kehidupan seorang individu akan mengukuhkan ibadah dan
dien dalam hidup kita. Dengan syahadat maka wujud sikap ruhaniah yang akan memberikan
motivasi kepada tingkah laku jasmaniah dan akal fikiran serta memotivasi kita
untuk melaksanakan rukun Islam lainnya.
AHAMMIYATU SYAHADATAIN
Kepentingan
syahadat (ahamiyah syahadat) perlu didedahkan kepada mad’u agar dapat
betul-betul memahami syahadat secara konsep dan aplikasinya. Kenapa syahadat
penting karena dengan bersyahadat seseorang boleh menyebutkan dirinya sebagai
muslim, syahadat sebagai pintu bagi masuknya seseorang kedalam Islam. Kefahaman
seorang muslim dapat melakukan perubahan-perubahan individu, keluarga ataupun
masyarakat. Dalam sejarah para nabi dan rasul, syahadat sebagai kalimah yang
diperjuangkan dan kalimah inilah yang menggerakkan dakwah nabi dan rasul. Akhir
sekali, dengan syahadat tentunya setiap muslim akan mendapatkan banyak pahala
dan ganjaran yang besar dari Allah Swt.
1.
Ahamiyah Syahadah (kepentingan bersyahadat).
Syahadatain
adalah rukun Islam yang pertama. Kepentingan syahadat ini karena syahadat
sebagai dasar bagi rukun Islam yang lain dan bagi tiang untuk rukun Iman dan
Dien. Syahadatain ini menjadi ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Oleh
sebab itu, sangat penting syahadat dalam kehidupan setiap muslim. Sebab-sebab
kenapa syahadat penting bagi kehidupan muslim adalah:
· Pintu masuknya
Islam
· Intisari ajaran
Islam
· Dasar-dasar
perubahan menyeluruh
· Hakikat dakwah
para rasul
· Keutamaan yang
besar
2.
Madkhal Ila Islam (pintu masuk ke dalam Islam).
· Sahnya iman
seseorang adalah dengan menyebutkan syahadatain
·
Kesempurnaan iman seseorang bergantung kepada pemahaman dan pengamalan
syahadatain
· Syahadatain
membedakan manusia kepada muslim dan kafir
· Pada dasarnya
setiap manusia telah bersyahadat Rubbubiyah di alam arwah, tetapi ini saja
belum cukup, untuk menjadi muslim mereka harus bersyahadat Uluhiyah dan
syahadat Risalah di dunia.
Dalil:
· Hadits:
Rasulullah Saw memerintahkan Mu’az bin Jabal untuk mengajarkan dua kalimah
syahadat, sebelum pengajaran lainnya.
· Hadits:
Pernyataan Rasulullah Saw tentang misi Laa ilaha illa Allah dan kewajiban
manusia untuk menerimanya.
· Q.47: 19,
Pentingnya mengerti, memahami dan melaksanakan syahadatain. Manusia berdosa
akibat melalaikan pemahaman dan pelaksanaan syahadatain.
· Q.37: 35, Manusia
menjadi kafir karena menyombongkan diri terhadap Laa ilaha illa Allah.
· Q.3: 18, Yang
dapat bersyahadat dalam arti sebenarnya adalah hanya Allah, para Malaikat dan
orang-orang yang berilmu yaitu para Nabi dan orang yang beriman kepada mereka.
· Q.7: 172, Manusia
bersyahadat di alam arwah sehingga fitrah manusia mengakui keesaan Allah. Ini
perlu disempurnakan dengan syahadatain sesuai ajaran Islam.
3.
Khalasha Ta’lim Islam (Intisari ajaran Islam).
· Kefahaman muslim
terhadap Islam bergantung kepada kefahamannya pada syahadatain. Seluruh ajaran
Islam terdapat dalam dua kalimah yang sederhana ini.
· Ada 3 hal prinsip
syahadatain:
1. Pernyataan Laa ilaha illa Allah
merupakan penerimaan penghambaan atau ibadah kepada Allah saja.Melaksanakan
minhajillah merupakan ibadah kepadaNya.
2. Menyebut Muhammad Rasulullah
merupakan dasar penerimaan cara penghambaan itu dari Muhammad Saw. Rasulullah
adalah tauladan dalam mengikuti Minhajillah.
3. Penghambaan kepada Allah meliputi
seluruh aspek kehidupan. Ia mengatur hubungan manusia dengan Allah dengan
dirinya sendiri dan dengan masyarakatnya.
Dalil:
· Q.2: 21, 51: 56,
Ma’na Laa ilaha illa Allah adalah penghambaan kepada Allah. 21: 25, Rasul
diutus dengan membawa ajaran tauhid.
· Q.33: 21,
Muhammad Saw adalah tauladan dalam setiap aspek kehidupan. 3: 31, aktifitas
hidup hendaknya mengikuti ajaran Muhammad Saw.
· Q.6: 162, Seluruh
aktivitas hidup manusia secara individu, masyarakat dan negara mesti ditujukan
kepada mengabdi Allah Swt saja. 3: 19, 3: 85, 45: 18, 6: 153, Islam adalah
satu-satunya syariat yang diridhai Allah. Tidak dapat dicampur dengan syariat
lainnya.
4.
Asasul Inqilab (dasar-dasar perubahan).
Syahadatain mampu manusia dalam aspek keyakinan, pemikiran, maupun
jalan hidupnya.Perubahan meliputi berbagai aspek kehidupan manusia secara
individu atau masyrakat.
Ada perbedaan penerimaan syahadatain pada generasi pertama umat
Muhammad dengan generasi sekarang.Perbedaan tersebut disebabkan kefahaman
terhadap makna syahadatain secara bahasa dan pengertian, sikap konsisten
terhadap syahadat tersebut dalam pelaksanaan ketika menerima maupun menolak.
Umat terdahulu langsung berubah ketika menerima
syahadatain.Sehingga mereka yang tadinya bodoh menjadi pandai, yang kufur
menjadi beriman, yang bergelimang dalam maksiat menjadi takwa dan abid, yang
sesat mendapat hidayah.Masyarakat yang tadinya bermusuhan menjadi bersaudara di
jalan Allah.
Syahadatain dapat merubah masyarakat dahulu maka syahadatain pun
dapat merubah umat sekarang menjadi baik.
Dalil:
· Q.6: 122,
Penggambaran Allah tentang perubahan yang terjadi pada para sahabat Nabi, yang
dahulunya berada dalam kegelapan jahiliyah kemudian berada dalam cahaya Islam
yang gemilang.
· Q.33: 23,
Perubahan individu contohnya terjadi pada Muz’ab bin Umair yang sebelum
mengikuti dakwah rasul merupakan pemuda yang paling terkenal dengan kehidupan
yang glamour di kota Mekkah tetapi setelah menerima Islam, ia menjadi pemuda
sederhana yang da’i, duta rasul untuk kota Madinah. Kemudian menjadi syuhada
Uhud.Saat syahidnya rasulullah membacakan ayat ini.
· Q.37: 35-37,
reaksi masyarakat Quraisy terhadap kalimah tauhid. 85: 6-10, reaksi musuh
terhadap keimanan kaum mukminin terhadap Allah 18: 2, 8: 30, musuh memerangi
mereka yang konsisten dengan pernyataan Tauhid.
5.
Haqiqat Dakwah Rasul.
Setiap Rasul semenjak nabi Adam AS hingga nabi besar Muhammad Saw
membawa misi dakwahnya adalah syahadat.
Makna syahadat yang dibawa juga sama yaitu laa ilaha illa Allah.
Dakwah rasul senantiasa membawa umat kepada pengabdian Allah saja.
Dalil:
· Q.60: 4, Nabi
Ibrahim berdakwah kepada masyarakat untuk membawanya kepada pengabdian Allah
saja.
· Q.18: 110, Para
nabi membawa dakwah bahwa ilah hanya satu yaitu Allah saja.
6.
Fadhailul A’dhim (Keutamaan yang besar)
Banyak
ganjaran-ganjaran yang diberikan oleh Allah dan dijanjikan oleh Nabi Muhammad Saw.Ganjaran
dapat berupa material ataupun moral.Misalnya kebahagiaan di dunia dan akhirat,
rezeki yang halal dan keutamaan lainnya.
Keutamaan ini selalu dikaitkan dengan aplikasi dan implikasi
syahadat dalam kehidupan sehari-hari.Dipeliharanya kita dari segala macam
kesakitan dan kesesatan di dunia dan di akhirat.[2]
Ada 3 hal prinsip syahadatain :
A. Pernyataan Laa ilaha illallahmerupakan
penerimaan penghambaan atau ibadah kepada Allah saja.Melaksanakan minhajillah
(way of life yang ditetapkan Allah) merupakan ibadah kepada-Nya.
B. Menyebut Muhammad Rasulullah merupakan
dasar penerimaan cara penghambaan itu dari Muhammad saw. Dan Rasulullah adalah
tauladan dalam mengikuti Manhaj Allah.
C. Penghambaan kepada Allah meliputi
seluruh aspek kehidupan. Ia mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan
dirinya sendiri, dan dengan masyarakatnya.[3]
[1]http://buletin.muslim.or.id/aqidah/makna-2-kalimat-syahadat
[2]http://kamuersa.blogspot.com/2012/12/makna-syahadatain.html.
Minggu,31maret2013/13.00
[3]http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=14BAB
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sebagaimana kita telah ketahui , dua
kalimat syahadat terdiri dari : (a) syahadat awal Laa ilaaha illallah ( tiada
tuhan selain Allah), (b) syahadat tsani, yakni berisi kerasulan Muhammad Saw.
Dua kalimat syahadat itu merupakan pembatas antara daerah kekyfuran dan
keimanan.Kalimat itu pulalah yang menjadi pintu gerbang masuknya seseorang dari
daerah kafir ke daerah iman.Dengan demikian pembatas antara daerah kfir dan
iman itu mempunyai “dua pintu” utama.
Pintu pertma
(tauhidullah) mempunyai tiga buah kunci, yaitu kuncu rubbubiyahNya, ulluhiyahNya
srta nama-nama dan sifatNya. Sedangkan pintu kedua hanya mempunyai satu kunci,
yaitu bahwa nabi Muhammad itu hamba dan utusannya
B.
SARAN
Sebagai penulis mengharapkan kita semua dapat memahami apa itu pluralisme.
Dan kami juga mengharpkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini,
kepada teman-teman dan dosen pembimbing agar makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Amin
636&Itemid=256.minggu,31maret2013/13.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar